Minggu, 02 Desember 2007

04. Mengatasi efek samping

Efek samping terapi radiasi tidak selalu muncul, tetapi ada yang mengalaminya, menimbulkan rasa tidak nyaman, bahkan kadang cukup parah. Ada yang merasakan beberapa hari/minggu sejak terapi dimulai (dan menghilang beberapa waktu setelah radiasi dihentikan), ada juga yang efek sampingnya baru muncul beberapa bulan atau beberapa tahun kemudian. Yang begini biasanya bersifat kronik/permanen.Berbeda dengan kemoterapi yang efeknya mengenai seluruh tubuh, khususnya sel-sel yang membelah dengan cepat, dan relatif sama dari satu orang ke orang lain, efek samping Radiasi ternyata macam-macam, berbeda-beda tergantung pada area tubuh yang diterapi. Yang paling umum adalah rasa lemah tak bertenaga, yang biasanya muncul beberapa minggu setelah radioterapi dimulai. Banyak yang menjadi penyebabnya. Bisa karena kurang darah, stres, kurang tidur, nyeri, kurang nafsu makan, atau capai karena setiap hari harus ke rumah sakit. Juga, selama radiasi tubuh membutuhkan banyak energi untuk memulihkan sel-sel sehat yang rusak. Setelah terapi dihentikan, efek ini lambat laun menghilang. Jika merasa lemah Anda tidak perlu memaksakan diri untuk bekerja, apalagi melakukan hal-hal yang kurang begitu penting. Bila perlu ambillah cuti atau mintalah dispensasi dari kantor. Perbanyak istirahat, tetapi jangan istirahat total. Anda tetap perlu beraktivitas ringan, berolahraga ringan seperti berjalan-jalan, agar sirkulasi darah tetap lancar dan Anda merasa lebih segar.
Perawatan Kulit
Efek samping lain yang umum terjadi adalah perubahan kulit pada area yang diterapi. Setelah beberapa kali biasanya kulit tampak merah, gosong, lama-kelamaan mengering dan gatal. Tetapi ada juga yang sebaliknya: kulit menjadi lembab, basah, dan mengalami iritasi/lecet, terutama di lipatan-lipatan tubuh. Segeralah konsultasikan kepada dokter sebelum terjadi infeksi.Ada beberapa hal yang perlu Anda lakukan untuk merawat kulit pada area radiasi, yakni:
• Kenakan pakaian berbahan katun yang longgar. Hindari pakaian yang menempel ketat.
• Tanyakan dokter, bolehkah Anda menggunakan sabun, krim, lotion, salep, parfum, bedak, minyak gosok, atau apa pun pada kulit yang terkena radiasi itu. Jenis/merk apa?
• Jangan menggunakan perekat di area tersebut. Jika Anda perlu memasang perban di sana, mintalah petunjuk dokter atau perawat.
• Jangan menggaruk, menggosok, atau menyikat kulit di area irradiasi.
• Gunakan air suam-suam kuku (dan sabun yang lembut, kalau boleh) untuk membasuhnya, kemudian keringkan dengan lembut dan hati-hati.
• Jangan menempelkan kompres hangat ataupun dingin.
• Jika di sana ada rambut yang perlu dicukur, gunakan pencukur listrik tanpa lotion ataupun sikat pembersih rambut.
• Lindungi kulit dari sinar matahari menggunakan payung atau pakaian yang ringan. Jika ingin menggunakan sunscreen/sunblock lotion, tanyakan dulu pada dokter produk apa yang sesuai. Biasanya efek samping yang terjadi pada kulit akan menghilang beberapa minggu setelah irradiasi dihentikan. Tetapi kadang-kadang warna kulit tetap lebih gelap dibanding sekitarnya, dan lebih sensitif terhadap sinar matahari.
Rambut Rontok
Radioterapi di daerah kepala dapat mengakibatkan rambut rontok sebagian atau seluruhnya. Tetapi setelah terapi selesai rambut akan tumbuh lagi, walau tekstur dan warnanya mungkin sedikit berbeda. Selama periode terapi sebaiknya kenakan topi lebar yang lembut atau kerudung dari bahan katun. Jika ingin mengenakan wig, pastikan bagian tepinya tidak menggesek kulit Anda.
Perawatan Mulut
Radiasi di daerah kepala dan leher kadang membuat gigi mudah keropos. Sebelum terapi dimulai sebaiknya datanglah ke dokter gigi untuk perawatan mulut dan gigi, begitu juga selama radiasi berjalan. Dokter gigi akan membantu mencegah munculnya efek samping di mulut seperti gigi keropos, sariawan, dan mulut kering. Beberapa hal lain yang dapat Anda lakukan adalah:
• Bersihkan gusi dan gigi dengan sikat yang lembut sedikitnya 4x sehari (sesudah makan dan menjelang tidur).
• Gunakan pasta gigi yang mengandung fluoride tapi tidak mengandung zat-zat yang bersifat abrasif.
• Jika Anda terbiasa membersihkan gigi dengan benang gigi (dental floss), bersihkan sela-sela gigi dengan hati-hati setiap hari.
• Larutkan ½ sendok teh garam dan ½ sendok teh baking soda dalam segelas besar air hangat, dan sering-seringlah berkumur dengannya. Jangan lupa bilas dengan air bersih/tawar.
• Oleskan fluoride secara teratur menurut petunjuk dokter gigi.

Sariawan pada mulut dan tenggorokan biasanya muncul setelah 2-3 minggu radiasi dimulai, dan baru akan menghilang sekitar sebulan setelah radiasi dihentikan. Mungkin Anda merasa sulit menelan, selain sakit juga karena ludah Anda mengental menyebabkan mulut terasa kering.

Mintalah obat pada dokter/dokter gigi untuk merangsang produksi ludah dan mengurangi rasa sakit waktu menelan. Sering meneguk air dingin (bukan es!) atau mengunyah permen karet akan sangat membantu. Begitu juga makan makanan lunak dan berkuah. Tetapi ingat, rokok dan alkohol membuat mulut Anda semakin kering.

Jika Anda memakai gigi galsu, mungkin perlu dilepas sementara. Karena kadang gusi sedikit bengkak, sehingga gigi palsu terasa tidak nyaman bahkan mungkin melukai gusi dan menyebabkan infeksi.

Radiasi Dada dan Payudara

Radioterapi pada kanker payudara dapat menyebabkan bahu agak sulit digerakkan –mintalah nasehat pada dokter tentang senam ringan yang bisa membuatnya lemas kembali. Efek samping lainnya adalah kulit menjadi sedikit gosong, iritasi, atau bengkak. Jika Anda baru saja menjalani operasi lumpektomi atau mastektomi, selama radiasi sebaiknya tidak usah mengenakan BH. Kalau tidak enak, kenakan BH katun yang lembut tanpa kawat penyangga.

Efek lain yang sering terjadi pada radiasi di daerah dada adalah sakit saat menelan, batuk, demam, dan sesak nafas. Jika batuk Anda berlendir, bisa jadi warna dan tekstur lendirnya berubah, tidak seperti biasanya. Tidak usah panik. Utarakan kepada dokter, yang tahu persis bagaimana mengatasinya.

Mengatasi Efek Samping Radiasi Perut

Terapi radiasi pada daerah perut dapat menyebabkan perut mulas, mual, maupun diare. Jangan minum obat apa pun kecuali dokter yang memberikannya! Untuk menghindari mual, makanlah dengan jarak waktu 1-2 jam sebelum atau setelah radiasi. Tetapi bisa juga rasa mulas, mual, maupun diare itu hanya sekedar karena Anda tegang menghadapi terapi itu. Jadi, usahakan bersikap santai saja.

Pada minggu ketiga atau keempat sering muncul diare. Mintalah obat pada dokter, juga nasehat tentang perubahan menu makanan Anda. Beberapa hal berikut juga dapat membantu:

• Kurangi makanan berserat seperti sayur-sayuran, buah-buahan, dan biji-bijian. Lebih baik diminum sarinya saja (dijus kemudian disaring), agar Anda tidak kekurangan vitamin dan mineral.
• Kurangi makanan yang menimbulkan gas, berlemak, atau terlalu berbumbu.
• Makan sedikit tetapi sering.
• Perbanyak mengkonsumsi cairan bening (air, teh, kaldu, kuah sup, sari buah, dsb), hindari minuman yang mengandung caffeine. Lanjutkan diet itu sampai dua minggu sesudah radioterapi selesai. Kemudian secara bertahap makanlah diet yang wajar seperti semula.
Pengaturan diet merupakan hal yang sangat penting bagi penderita yang menjalani radiasi di daerah perut. Untuk menjaga kondisi tubuh dan menggantikan nutrisi yang hilang karena muntah atau diare, upayakan selalu makan makanan padat gizi.

03. Bagaimana menjalani radioterapi?

Ada hal-hal yang dapat dilakukan untuk menghilangkan atau meringankan efek samping radioterapi. Contohnya:
• Mual dan muntah: obat anti muntah (anti-muntah) modern sangat efektif, dan membantu jika diberikan sebelum masa pengobatan. Ada berbagai anti-muntah, dan beberapa bekerja lebih baik untuk beberapa orang dibanding yang lainnya. Karena itu, jika yang satu tidak bekerja, cobalah obat yang lain.
• Mulut atau tenggorokan nyeri dan kesulitan menelan: obat kumur hangat dengan soda bikarbonat seringkali membantu. Gigi harus dibersihkan dengan lembut, setiap habis makan untuk mencegah infeksi. Mungkin lebih nyaman untuk tidak mengenakan gigi palsu sesering mungkin. Jika sulit menelan, akan membantu jika makan makanan cair atau setengah padat.
• Lelah dan lesu: penting untuk beristirahat cukup. Mungkin perlu istirahat kerja dan menyesuaikan jadwal harian. Meski demikian orang lain dapat melanjutkan hidup secara normal. Setiap orang berbeda.

02. Efek samping radioterapi

Radioterapi memiliki efek yang lebih kecil terhadap sel-sel tubuh yang sehat dibanding terhadap sel-sel limfoma, akan tetapi sel-sel normal seringkali juga terpengaruh oleh pengobatan. Karena alasan ini, mungkin didapati efek samping dari radioterapi. Karena radioterapi adalah pengobatan lokal yang diberikan pada bagian tubuh tertentu, kebanyakan efek samping tergantung pada bagian tubuh yang diobati. Contohnya:
• Pengobatan di daerah perut dapat menimbulkan mual atau diare,
• Pengobatan di daerah leher atau dada bagian atas dapat mempengaruhi epitel mulut, tenggorokan dan kerongkongan (esofagus), yang dapat menimbulkan nyeri dan menimbulkan kesulitan menelan,
• Pengobatan di kepala, atau bagian tubuh lain yang berambut, dapat menyebabkan kerontokan rambut di daerah tersebut,
• Kadang-kadang, kulit di atas limfoma yang diobati mengalami luka bakar karena radiasi, menjadi merah dan nyeri. Selain itu, banyak orang merasa lelah dan lesu saat menjalani radioterapi dan jumlah sel darah putih dalam darah mereka mungkin menurun, sehingga pasien lebih rentan terhadap infeksi selama pengobatan.

Efek samping – efek samping ini mungkin ringan dan tidak menimbulkan ganguan berarti sejalan dengan masa pengobatan. Semua efek samping ini bersifat sementara, termasuk kerontokan rambut. Efek samping mungkin terjadi hingga beberapa minggu hingga beberapa bulan setelah pengobatan selesai, tetapi akan hilang kemudian.
Kadang-kadang dijumpai efek jangka panjang radioterapi. Radioterapi di daerah panggul atau selangkangan dapat mempengaruhi kesuburan, baik pada pria maupun wanita. Sejauh mungkin, testis dan ovarium dilindungi terhadap radiasi selama pengobatan.
Radioterapi juga dapat meningkatkan risiko timbulnya beberapa kanker pada jaringan yang terkena radiasi, contohnya kulit. Karenanya penting bahwa pasien mentaati jadwal kunjungan lanjutan dan menghadiri pemeriksaan berkala, dan juga mengambil langkah positif untuk mengurangi risiko timbulnya kanker, seperti berhenti merokok atau selalu memakai tabir surya saat ada di bawah matahari.
Penapisan (skrining) kanker payudara jangka panjang setelah radioterapi perlu dipertimbangkan bagi wanita yang telah menjalani radioterapi pada payudara, khususnya pada mereka dengan riwayat kanker payudara dalam keluarga. Pria juga mungkin terkena dan perlu mempertimbangkan penapisan jika ada riwayat kanker payudara di keluarga. Kanker tiroid juga lebih sering dijumpai setelah radioterapi daerah leher. Efek jangka panjang lainnya, contohnya terhadap paru-paru, terjadi karena jaringan parut, yang timbul saat jaringan mulai sembuh setelah radioterapi.

01. Radioterapi?

Radioterapi menggunakan radiasi, seperti sinar-X, untuk membunuh sel-sel limfoma non-Hodgkin atau memperlambat pertumbuhan dan perkembangannya. Agar radiasi benar ditujukan pada limfoma dan efek samping diperkecil, perencanaan pengobatan sangat penting pada radioterapi. Ini mungkin membutuhkan beberapa kunjungan ke bagian radioterapi sebelum pengobatan sesungguhnya dapat dimulai.
Perencanaan pengobatan dan meminimalkan efek samping adalah bagian penting dalam radioterapi. Daerah yang akan diobati akan dipetakan dengan seksama dan mesin pengobatan akan diatur sehingga hanya sel limfoma yang terpapar dosis penuh radioterapi. Karena perlu memastikan sasaran radiasi pada daerah tubuh yang tepat, kadang-kadang dibuat cetakan yang membantu agar bagian tubuh tidak bergerak dan dalam posisi yang tepat selama masa pengobatan.
Sel-sel normal yang mengelilingi limfoma tidak terkena dosis penuh, dan sel-sel ini umumnya lebih mampu memulihkan diri dibanding sel-sel limfoma. Oleh karena itu, radioterapi seringkali dapat mengendalikan atau menghancurkan sel-sel limfoma, sementara hanya menimbulkan kerusakan sementara pada sel-sel normal.
Radioterapi umumnya diberikan secara rawat jalan, dengan kunjungan pasien hingga lima kali seminggu. Sebelum setiap terapi, pasien akan diposisikan secara seksama, biasanya di atas meja pengobatan. Bagian tubuh yang tidak diobati akan dilindungi. Penting untuk samasekali tidak bergerak selama pengobatan. Setiap terapi biasanya berlangsung beberapa menit dan tidak menimbulkan rasa tidak nyaman. Meski pasien ditinggalkan sendiri selama terapi, teknisi radioterapi akan mengawasi dari ruang observasi dan dapat diajak bicara lewat mikrofon. Satu sesi radioterapi biasanya berlangsung antara 2 dan 6 minggu, tergantung pada keadaan individual pasien.